Jenis Kerusakan-kerusakan pada struktur perkerasan jalan
Jenis dan Tingkat Kerusakan Jalan Menurut Metode Pavement Condition Index (PCI) .
1. Retak Kulit Buaya (Alligator cracking)
Retak kulit buaya adalah retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang persegi banyak (polygon) kecil-kecil menyerupai kulit buaya dengan lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm (Shahin,1994). Retak ini disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas yang terjadi berulang-ulang.
2.Amblas (Depression)
Bentuk kerusakan yang terjadi ini berupa amblas/turunnya permukaan lapisan perkerasan pada lokasi-lokasi tertentu (setempat) dengan atau tanpa retak. Kedalaman kerusakan ini umumnya lebih dari 2 cm dan akan menampung/meresapkan air (Shahin,1994).
3. Tambalan dan Tambalan Galian Utilitas (Patching and Utility Cut Patching)
Tambalan dapat dikelompokkan kedalam cacat permukaan, karena pada tingkat tertentu (jika jumlah/luas tambalan besar) akan mengganggu kenyamanan berkendaraan. Berdasarkan sifatnya, tambalan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: tambalan sementara merupakan tambalan yang berbentuk tidak beraturan mengikuti bentuk kerusakan lubang dan tambalan permanen merupakan tambalan yang berbentuk segi empat sesuai rekonstruksi yang dilaksanakan (Shahin,1994).
4. Lubang (Potholes)
Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok yang dapat menampung dan meresap air pada badan jalan. Kerusakan ini terkadang didekat retakan atau di daerah drainasenya kurang baik sehingga perkerasan tergenang oleh air (Shahin,1994).
5. Sungkur (Shoving)
Kerusakan ini membentuk jembulan pada lapisan aspal. Kerusakan biasanya terjadi pada lokasi tertentu dimana kendaraan berhenti pada kelandaian yang curam atau tikungan tajam. Kerusakan umumnya timbul disalah satu sisi jejak roda. Terjadinya kerusakan ini dapat diikuti atau tanpa diikuti oleh retak (Shahin,1994).
6. Pelepasan Butir (Weathering/Raveling)
Kerusakan ini berupa terlepasnya sebagian butiran-butiran pada permukaan perkerasan yang umumnya terjadi secara meluas. Kerusakan ini biasanya dimulai dengan terlepasnya material halus dahulu yang kemudian berlanjut terlepasnya material yang lebih besar (material kasar), sehingga pada akhirnya membentuk tampungan dan dapat meresapkan air ke badan jalan (Shahin,1994).
Sabtu, 01 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar